Intelektual muda
Anies Baswedan menyatakan kunci perbaikan pendidikan di Indonesia adalah
kualitas guru dan bukan ditentukan perbaikan kurikulum.
"Kuncinya pada guru, bukan otak-atik kurikulum, sebab perbaikan
kurikulum seperti apa pun tidak ada artinya bila guru tidak
berkualitas," .
Ia mengemukakan hal itu setelah berbicara dalam peluncuran gerakan
"Scolah - Unair Mengajar" (School of Airlangga in Harmony - Unair
Mengajar) yang digagas mahasiswa Unair.
Menurut pendiri `Gerakan Indonesia Mengajar` itu, pemerintah harus
fokus pada perbaikan kualitas guru untuk membenahi pendidikan di
Indonesia.
"Misalnya, pendidikan karakter itu nggak bisa dengan tulisan
(teori), tapi sangat ditentukan teladan. Nah, teladan itu sangat
ditentukan guru, tentunya guru yang berkualitas," katanya.
Di hadapan para mahasiswa Unair yang merancang "Scolah - Unair
Mengajar", Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu mengapresiasi
gagasan "Scolah - Unair Mengajar" itu.
"Langkah kalian membangun manusia melalui `Unair Mengajar` itu
sudah tepat. Hal penting dalam membangun manusia adalah pendidikan,
integritas, dan bahasa," katanya.
Saat ini, katanya, manusia yang tidak memiliki integritas atau
masih korup itu sudah tidak diterima di tingkat dunia. "Jadi, integritas
atau akhlak itu saat ini semakin penting," katanya.
Sebelumnya (2/10), staf ahli Mendikbud Prof Kacung Marijan MA
menegaskan bahwa kementerian (Kemendikbud) akan melakukan perubahan
kurikulum pendidikan nasional mulai tahun 2013 untuk menyeimbangkan
aspek akademik dan karakter.
"Perubahan yang dikontrol langsung Wapres Boediono itu bukan karena
ada tawuran antarpelajar, tapi prosesnya sudah lama (2010) dan
kepentingannya sekarang diperkuat lagi," katanya setelah berbicara dalam
Seminar dan Lokakarya `Teknologi dan Perubahan Sosial` di Pascasarjana
ITS Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar